Minggu, 30 Desember 2018

Ringkasan Cerita Filim Petualangan Menangkap Petir 2018

Ringkasan Cerita Filim Petualangan Menangkap Petir 2018

Ringkasan Cerita Filim Petualangan Menangkap Petir 2018
Ringkasan Cerita Filim Petualangan Menangkap Petir 2018

Ringkasan Cerita Filim Petualangan Menangkap Petir 2018, Petualangan Menangkap Petir ialah film menyenangkan dengan tokoh sentral anak-anak, meski bukan film anak yang sepenuhnya berhasil. Sebab bila terlontar pertanyaan mengenai pesan apa yang sanggup diserap, saya hanya bisa menjawab, “Jadi orang bau tanah jangan protektif secara berlebihan”, dan “Cobalah memahami harapan anak”. Sebagai film anak, karya penyutradaraan ketiga Kuntz Agus (#republiktwitter, Surga yang Tak Dirindukan) ini malah lebih lantang mengkritisi kalangan remaja walau meluangkan sepanjang durasi menyoroti acara abjad bocahnya. Mungkin ini hasil proses bawah sadar ketika para pembuatnya, serupa salah satu obrolan yang mereka tulis, kerap “lupa cara menjadi anak kecil”.

Petualangan Menangkap Petir 2018

Tujuan dasar Petualangan Menangkap Petir tolong-menolong sederhana, yakni melecut supaya bawah umur tak ragu mengejar mimpi, juga berpetualang ke luar rumah, bertemu teman-teman kasatmata ketimbang melulu berkutat di balik gadget dan dunia maya. Tapi dalam konteks film ini, bila pokok-pokok bahasan di atas dirunut kembali, semua problem justru berpangkal di orang bau tanah ketimbang anak. Bukan sang anak, Sterling (Bima Azriel) yang meragu, melainkan sang ibu, Beth (Putri Ayudya) yang mengekang. Semua tergantung pada Beth. Masalah hanya akan tuntas ketika Beth yang tersadar, bukan Sterling.

Jalannya Cerita Petualangan Menangkap Petir 2018

Meninjau situs personalnya, sanggup disimpulkan Beth ialah seorang penggiat soal pendidikan terhadap anak, yang kerap membahas bagaimana semoga anak bisa bermain sesuka hati, bersenang-senang tanpa perlu membahayakan diri dengan keluar rumah. Berbanding terbalik dengan sang suami, Mahesa (Darius Sinathrya), yang sejatinya ingin Sterling mengeksplorasi dunia luar, namun enggan menyulut problem dengan Beth. Sterling, yang selama ini tinggal di Hong Kong, menjadi YouTuber tenar berkat bermacam-macam konten kreatif, berinteraksi dengan ribuan “teman” meski tak ada satu pun pernah ia temui langsung.

Kesuksesan itu menciptakan Sterling berat hati kala orang tuanya memutuskan pindah ke Jakarta. Sementara persiapan kepindahan dilakukan, Sterling dititipkan di  rumah kakeknya (Slamet Rahardjo) di Selo, Boyolali. Kekhawatiran bakal merasa jengah lantaran tinggal di kampung seketika sirna pasca bertemu Gianto alias Jaiyen (Fatih Unru) dengan segala gairahnya soal film khususnya akting. Mengetahui acara Sterling di YouTube, Jaiyen pun pribadi mengajaknya menciptakan film mengenai legenda Ki Ageng Sela yang konon, sanggup menangkap petir ketika tengah bertani.

Aktivitas Sterling di Selo mengasyikkan, apalagi bagi penonton menyerupai saya yang berasal dari tempat pedesaan di Jawa. Semua terasa familiar, dari lokasi hingga cara interaksi penuh selorohan menggelitik warga berlogat setempat, termasuk kemunculan singkat duo Pangsit-Benjo sebagai penjual jamu tradisional. Para pemain drama ciliknya pun tampak menikmati, yangjadi elemen terkait anak terbaik di film ini. Bima Azriel apik memerankan seorang bocah yang jengah atas tekanan bertubi-tubi ibunya. Bima memperlihatkan menyerupai apa kekesalan terpendam yang pelan-pelan dipupuk, menunggu meledak di kemudian hari. Keberhasilan Putri Ayudya memerankan ibu super protektif yang memudahkan kita mendukung “pemberontakan” Sterling. Jangan kaget bila Beth mengingatkan pada sosok-sosok di sekitar anda.

Tapi pencuri perhatian terbesar tetap Fatih Unru yang bukan cuma hebat mengocok perut, juga melakoni momen dramatik. Ada adegan ketika ia dituntut melaksanakan akting dalam akting, dan itu tampak meyakinkan, mematenkan Jaiyen sebagai pondasi motivasi pengejaran mimpi filmnya. Agak absurd tolong-menolong ketika motivasi motivasi itu tiba dari sosok pendukung ketimbang Sterling yang seringkali sekedar mengikuti kemauan sobatnya. Jaiyen sendiri bicara kolam orang remaja penggemar film alih-alih anak kecil dengan kemurnian mimpinya. Eddie Cahyono (Siti) dan Jujur Prananto (Ada Apa Dengan Cinta? Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara) selaku penulis naskah berusaha memposisikan diri sebagai anak kecil, kemudian gagal, kolam pemain drama yang berakting buruk.

Guna menolong proses pembuatan film, Sterling dan Jaiyen meminta santunan dua videografer pernikahan, Arifin (Abimana Aryasatya) dan Kriwil (Arie Kriting), yang konon pernah menciptakan film fenomenal, namun secara tersirat disampaikan bahwa mereka tak pernah menyelesaikan karya itu, sehingga mengembangkan mimpi serupa kedua bocah tersebut. Menurut Ifa Isfansyah selaku produser eksekutif, Petualangan Menangkap Petir didasari mimpinya bersama Kuntz Agus menciptakan film anak dan film wacana film. Sayang, mereka sulit menahan diri untuk tidak menyelipkan filosofi mengenai film, menyerupai kalimat “film itu magis” atau penyebutan istilah macam “Mise-en-scène”, yang terdengar kurang pas di film anak. Semoga beruntung menjelaskan artinya pada bawah umur anda. Hal-hal “ke-sinema-an” tadi dicuapkan Abimana, yang hasilnya memerankan abjad “serius tapi santai” menyerupai ketika mencuri perhatian tujuh tahun kemudian di Catatan Harian Si Boy walau penokohan Arifin sendiri dangkal.

Seperti saya sebutkan di awal, di luar setumpuk kelemahannya, Petualangan Menangkap Petir masih sebuah tontonan menyenangkan. Kuntz Agus bisa membungkus kegiatan karakternya menciptakan film dengan seru. Bocah-bocah ini tidak peduli meski cuma berbekal properti buatan tangan seadanya juga akting sebisanya, alasannya ialah mereka hanya berniat bersenang-senang. Setidaknya Petualangan Menangkap Petir berpotensi menyediakan alternatif kegiatan aktif bagi anak: Membuat film. Walau lagi-lagi, berdasarkan film ini, semuanya tergantung pada orang tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ringkasan Cerita Filim Adrift 2018

Ringkasan Cerita Filim Adrift 2018 Ringkasan Cerita Filim Adrift 2018 Ringkasan Cerita Filim Adrift 2018, Sepasang kekasih ( or soo-...